Setiap amalan akan mendapatkan balasan di akhirat. Selain itu,
seseorang yang melakukan perbuatan maksiat maka ia lebih dekat dengan setan atau iblis, sedangkan jika ia melakukan banyak ibadah maka Allah akan senang terhadap hamba-Nya ini.
Pada saat terjadi perang Badar, terdapat seseorang yang bernama Auf bin Al-Harist yang melontarkan pertanyaan pada Rasulullah mengenai amalan agar Allah tersenyum pada hamba-Nya. Auf merupakan salah satu sahabat Nabi yang taat beragama karena dalam hidupnya ia hanya mencari ridho Allah, baik dalam keadaan sempit ataupun lapang. Bahkan, ia tidak hanya mencari ridho Allah tetapi ingin mendapatkan ridho-Nya yang istimewa.
Setelah mendengar pertanyaan itu, Rasul pun menjawab bahwa Allah akan tersenyum jika melihat hamba-Nya yang maju ke medan pertempuran tanpa menggunakan baju besi. Sahabat Nabi adalah orang yang sering bertanya guna kemajuan keimanannya. Mereka tidak hanya bertanya untuk menambah wawasan atau sekedar wacana, tetapi mereka percaya bahwa jawaban Rasul merupakan instruksi yang harus ditaati karena wahyu yang telah diberikan oleh Allah padanya. Dan mengetahui jawaban Rasul itu, Auf langsung melepaskan baju besi yang ia kenakan ke tanah. Dan ia pun tidak takut untuk melanjutkan peperangan membela kebenaran hingga akhirnya ia mati dalam keadaan syahid.
Mungkin untuk orang di zaman sekarang, perbuatan Auf yang melemparkan baju besi dalam peperangan sulit untuk dilakukan. Namun, kesungguhannya dalam mencapai ridho Allah di setiap perkara, patut untuk kita contoh. Bahkan, kita harus berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan ridho yang istimewa, seperti membuat Allah tersenyum atas amalan kita.
Memanglah pada saat itu Rasul menjawab jika amalan yang bisa membuat Allah tersenyum adalah membuang baju besi dalam medang perang. Tapi terdapat beberapa hadits lain yang menjelaskan bahwa ada amalan yang paling utama, yakni melaksanakan sholat tepat waktu atau tidak menunda-nundanya. Oleh karena itu, lakukan ini untuk membuat allah tersenyum.
Saat dijelaskan mengenai jihad, maka tidak dibataskan pada perang atau jihad qital. Karena di dalam sebuah kitab dijelaskan bahwa terdapat berbagai macam jenis jihad yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah jihad untuk memberantas kemungkaran dan kezaliman. Apabila kita lihat pada konteks zaman sekarang, maka kita akan menemukan peluang yang besar untuk melakukan jihad. Mengingat bahwa semakin ke sini, semakin banyak orang yang melakukan maksiat atau perbuatan dosa, seperti pembunuhan, perampokan, pengeboman atau lainnya.
Sebagai masyarakat, kita harus peduli akan hal itu, jika perlu kita berperan aktif dalam pencegahan perbuatan maksiat. Terlebih jika kita sudah memiliki profesi maka kita bisa menggunakannya di jalan Allah guna memberantas kejahatan. Sebagai contohnya adalah polisi yang menangkap pembunuh dan dijatuhi hukuman. Seorang hakim yang memberikan penilaian secara adil pada orang yang bersalah, seorang guru yang mendidik muridnya untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi kemaksiatan. Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam bentuk jihad.
Sebagai seorang hamba, kita harus selalu berupaya mendekatkan diri pada Allah. Sungguh, orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk orang yang beruntung. Selagi Allah memberikan umur, hendaknya kita menggunakannya dengan sebaik mungkin, yakni beribadah hanya kepada Allah. Bahkan Allah tersenyum karena amalan ini sehingga kita bisa mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.
seseorang yang melakukan perbuatan maksiat maka ia lebih dekat dengan setan atau iblis, sedangkan jika ia melakukan banyak ibadah maka Allah akan senang terhadap hamba-Nya ini.
Pada saat terjadi perang Badar, terdapat seseorang yang bernama Auf bin Al-Harist yang melontarkan pertanyaan pada Rasulullah mengenai amalan agar Allah tersenyum pada hamba-Nya. Auf merupakan salah satu sahabat Nabi yang taat beragama karena dalam hidupnya ia hanya mencari ridho Allah, baik dalam keadaan sempit ataupun lapang. Bahkan, ia tidak hanya mencari ridho Allah tetapi ingin mendapatkan ridho-Nya yang istimewa.
Setelah mendengar pertanyaan itu, Rasul pun menjawab bahwa Allah akan tersenyum jika melihat hamba-Nya yang maju ke medan pertempuran tanpa menggunakan baju besi. Sahabat Nabi adalah orang yang sering bertanya guna kemajuan keimanannya. Mereka tidak hanya bertanya untuk menambah wawasan atau sekedar wacana, tetapi mereka percaya bahwa jawaban Rasul merupakan instruksi yang harus ditaati karena wahyu yang telah diberikan oleh Allah padanya. Dan mengetahui jawaban Rasul itu, Auf langsung melepaskan baju besi yang ia kenakan ke tanah. Dan ia pun tidak takut untuk melanjutkan peperangan membela kebenaran hingga akhirnya ia mati dalam keadaan syahid.
Mungkin untuk orang di zaman sekarang, perbuatan Auf yang melemparkan baju besi dalam peperangan sulit untuk dilakukan. Namun, kesungguhannya dalam mencapai ridho Allah di setiap perkara, patut untuk kita contoh. Bahkan, kita harus berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan ridho yang istimewa, seperti membuat Allah tersenyum atas amalan kita.
Memanglah pada saat itu Rasul menjawab jika amalan yang bisa membuat Allah tersenyum adalah membuang baju besi dalam medang perang. Tapi terdapat beberapa hadits lain yang menjelaskan bahwa ada amalan yang paling utama, yakni melaksanakan sholat tepat waktu atau tidak menunda-nundanya. Oleh karena itu, lakukan ini untuk membuat allah tersenyum.
Saat dijelaskan mengenai jihad, maka tidak dibataskan pada perang atau jihad qital. Karena di dalam sebuah kitab dijelaskan bahwa terdapat berbagai macam jenis jihad yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah jihad untuk memberantas kemungkaran dan kezaliman. Apabila kita lihat pada konteks zaman sekarang, maka kita akan menemukan peluang yang besar untuk melakukan jihad. Mengingat bahwa semakin ke sini, semakin banyak orang yang melakukan maksiat atau perbuatan dosa, seperti pembunuhan, perampokan, pengeboman atau lainnya.
Sebagai masyarakat, kita harus peduli akan hal itu, jika perlu kita berperan aktif dalam pencegahan perbuatan maksiat. Terlebih jika kita sudah memiliki profesi maka kita bisa menggunakannya di jalan Allah guna memberantas kejahatan. Sebagai contohnya adalah polisi yang menangkap pembunuh dan dijatuhi hukuman. Seorang hakim yang memberikan penilaian secara adil pada orang yang bersalah, seorang guru yang mendidik muridnya untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi kemaksiatan. Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam bentuk jihad.
Sebagai seorang hamba, kita harus selalu berupaya mendekatkan diri pada Allah. Sungguh, orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk orang yang beruntung. Selagi Allah memberikan umur, hendaknya kita menggunakannya dengan sebaik mungkin, yakni beribadah hanya kepada Allah. Bahkan Allah tersenyum karena amalan ini sehingga kita bisa mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.
0 Response to "Amalan yang Membuat Allah Tersenyum"
Posting Komentar