Ahad, 8 Mei 2016, pagi itu, seperti biasa, Ridwan Tulus berjalan tanpa alas kaki. Tujuannya kali ini mengarah ke Pantai Padang. Di sini, pemerhati pariwisata sekaligus pemegang juara dunia pejalan kaki ini asyik menikmati deburan ombak dan birunya laut. Tak dinyana dirinya mendapati seorang ibu dan anak perempuannya tengah memulung di pasir pantai. Tangan wanita itu sibuk mengambil setiap sampah yang berserakkan.
Ridwan memang sempat kaget juga dengan penampilan Si Ibu pemulung. Pakaiannya yang bersahaja tidak menampakkan bahwa wanita itu seorang pemulung yang sehari-hari memilah sampah. "Saya pun jadi ingin tahu, siapa pemulung ini," ujar Ridwan.
Ridwan tergerak hati untuk mendekati wanita bersama anaknya itu. Dirinya memulai percakapan. "Subhanallah, luar biasa dengan apa yang ibu lakukan," kata Ridwan kepada Si Ibu.
Tak merasa kaget dengan pernyataan yang dilontarkan, Si Ibu kemudian menjawab ringan, "Iya, kasihan. Pantai kita sudah bersih, tapi masih saja ada orang yang buang sampah sembarangan," kata Si Ibu dengan lembut dan bersahaja.
Ridwan dan Si Ibu terlibat pembicaraan. Sambil mengobrol, tangan wanita itu terus mengais sampah yang ada di dekatnya. Ridwan menceritakan kekecewaannya setelah Padang tidak lagi dipimpin Walikota Syahrul Ujud. Menurutnya, ketika di era Syahrul Ujud dulu, Kota Padang sempat dijuluki Kota Terbersih di Indonesia. "Saat itu setiap yang ingin berkunjung ke Padang merasa ‘takut’, tetapi dalam artian positif. Pengunjung mesti berhati-hari membuang sampah, karena jika dibuang sembarangan akan dikenai denda," ungkap Ridwan kepada Si Ibu.
Setelah Syahrul Ujud tidak lagi menjabat Walikota Padang, Ridwan melihat terjadi degradasi kebersihan di Kota Padang. Padang tidak lagi bersih. Ridwan kemudian membuat program wisata khusus untuk setiap tamunya. Dengan motto "Clean The City By Walking", Ridwan mengajak setiap tamu untuk ikut peduli dengan kebersihan. "Sebagai kritikan halus, kami mengajak walikota untuk ikut berkecimpung dan membuka secara resmi program tersebut. Tujuan kami sedikitnya untuk memberi pelajaran bagi warga bahwa orang luar pun peduli dengan kebersihan Kota Padang," cerita Ridwan kepada Si Ibu pemulung.
Melihat apa yang dilakukan Si Ibu, Ridwan pun sangat terkesan. Si Ibu telah mau memungut sampah yang berserakan di pantai. Ridwan pun sangat ingin kenal dekat dengan Si Ibu pemulung. "Ibu orang Padang?" tanya Ridwan.
Si Ibu pun tersenyum sambil mengangguk.
Lalu Ridwan kembali bertanya, "Ibu tinggal dimana?".
Si Ibu tidak serta menjawab. Agak lama berpikir, akhirnya Si Ibu menjawab pertanyaan Ridwan. "Saya tinggal di jalan A. Yani 11," ungkapnya.
"Di rumah dinas Walikota?" Ridwan kembali bertanya.
Si Ibu pun diam. Ridwan cukup lama menunggu jawaban dari Si Ibu. Tak lama Si Ibu menjawab, "Iya, saya istrinya," jawab Si Ibu pelan.
Mendengar jawaban dari Ny Harneli Mahyeldi, Ridwan tersipu malu. Dirinya tak menyangka bahwa Ibu pemulung tadi merupakan istri Walikota Padang. Ridwan kemudian meminta maaf atas ketidaktahuannya.
SUMBER:
http://www.seputaredukasi.com/2016/05/jadi-tersipu-malu-ternyata-tukang.html
0 Response to "Jadi Tersipu Malu, Ternyata Tukang Pulung Sampah Dipantai Itu Istri Walikota Padang"
Posting Komentar