Suami adalah pemimpin kepada keluarganya dan isteri pula adalah
penasihat terbaik bagi suaminya. Selain itu isteri juga memberikan
ketenangan dan tempat mengadu kasih, mengadu masalah, bermanja-manja dan
keperluan-keperluan emosi lain oleh suami.
Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Dunia ialah kesenangan. Sebaik-baik kesenangan dunia ialah perempuan yang solehah.” [1410] Sahih Muslim.
Berikut adalah kisah tentang Suami yang begitu setia terhadap istrinya yang begitu dia cintai.
Perkawinan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan
suami istri itu belum juga dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan
kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa
ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi
berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah
seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab
mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara
sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang
istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan
mempunyai anak. Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan:
Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa
hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang
istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum
laki-laki.Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil
istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan
kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada
masalah apa-apa.Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.
Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang
dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak
datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang
istri.Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan
tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia
memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu
membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai
fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada
harapan bagimu untuk sembuh.Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami
berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut
wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Betapa besar hati sang suami, sifatnya menggambarkan teladan yang sebagaimana hadist:
Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Seorang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi
pekertinya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada
isterinya.” [1162] Hasan Sahih. Riwayat Al-Tirmidzi
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara
perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke
para tetangga, kerabat dan sanak saudara.Lima (5) tahun berlalu dari
peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya
datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri
berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta
cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan
shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama
Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan
memperoleh keturunan”.
Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya
ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah
dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa
melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.Mendengar emosi sang
istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah
SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”.
Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di
hadapannya.Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku
satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.Sang suami
setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT
memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Sang suami tidak pernah marah ataupun memukul sang istri, karena seperti hadist dibawah ini:
Dari Muawiyah Al-Qusyairi r.a : “Saya mendatangi Rasulullah
saw, aku bertanya, ‘Nasihat apa yang akan engkau katakan (yang harus
kami lakukan) terhadap isteri-isteri kami?’ Rasulullah saw menjawab,
“Berilah mereka makan dari apa-apa yang kalian makan, dan berilah mereka
pakaian dari apa yang kalian pakai. Janganlah kalian memukul mereka dan
jangan pula mencaci mereka…” [2144] Sahih Abu Daud
Dari Aisyah r.ha, ia berkata : “Rasulullah saw tidak pernah
memukul seorang pun dari pembantu beliau dan tidak juga isteri dan
Beliau tidak pernah memukul apa pun dengan tangan Beliau.” [1627] Sahih Ibnu Majah
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan
hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.Mendengar
keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah
memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara
kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku
seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya
kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan …
saya kan …”.Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya
ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik
saja”.“Haah, pergi?”. Kata sang istri.“Ya, saya akan pergi karena tugas
dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang
suami.Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat
pembaringan sang istri.
Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan
ginjal dari sang donatur.Saat itu sang istri teringat suaminya yang
pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya
operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang
bedah operasi”.Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan,
suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang
kelelahan.Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang
melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu
ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan
siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia
tersebut.
Begitu besar cintanya dia kepada istrinya, sebagaimana hadist yang diterangkan ini:
Dari Ibnu Abbas r.a : Nabi saw bersabda, “Sebaik-baik kalian
adalah yang paling baik kepada isterinya, dan aku (Nabi saw) adalah
orang yang paling baik di antara kalian kepada isteri ku.” [1621] Sahih Ibnu Majah
Dan subhanallah …Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu,
sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut,
keluarga besar dan para tetangga.Suasana rumah tangga kembali normal,
dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah
fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah
pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan
mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.Pada suatu hari, sang
suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari
atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.
Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut,
membuka-bukanya dan membacanya.Hamper saja ia terjatuh pingsan saat
menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis
meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis
sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya.
Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis
pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri
tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara
dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama
sekali.
Tolong “share” ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat
memetik hikmah yang ada pada kisah di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi
kehidupan kita, terimakasih. Wassalam
0 Response to "Kisah Seorang Suami yang Begitu Setia Kepada Istrinya"
Posting Komentar